MEMPERKOKOH KESATUAN DAN PERSATUAN DENGAN KE-BHINNEKA-AN ~ NTB


Memperkokoh Kesatuan dan Persatuan dengan Ke-Bhinnekaan 
dalam Provinsi Nusa Tenggara Barat.


            Lemahnya pengetahuan Warga Negara Indonesia tentang negara nya sendiri di zaman ini bukanlah hal yang asing. Lemahnya pengetahuan ini merupakan pengaruh yang menjadikan Indonesia mengalami kelemahan dalam berbagai aspek.
            Disini, Yuk kita belajar menjadi Warga Negara yang sebanarnya.
            Buat tau tentang Indonesia, gak harus keliling satu Indonesia kok! Pemerintah udah nyediain fasilitas nih buat kita biar keliling Indonesai cukup 1 hari aja. Cepet banget kan? Kebayang ga sih kita ngelilingin satu Indonesia yang punya 34 provinsi, ribuan pulau dan ribuan daerah selam seharian aja?
            Udah tau dong tempatnya apa? Yup! TMII bener banget.
            Kebetulan, aku dan teman-teman ku dapet tugas nih dari guru PKN untuk cari tau lebih dalem tentang setiap provinsi di Indonesia dan aku mendapat bagian NTB.
            ADA APA AJA SIH DI NTB ITU? Yuk cari tau!
            Sama-sama belajar kok!.
            Kan G-a6 kalo cuma aku yang tau J

Anjungan Nusa Tenggara Barat di TMII
A.    About NTB

Nusa Tenggara Barat (disingkat NTB) ialah sebuah provinsi di Indonesia yang berada pada bagian barat Kepulauan Nusa Tenggara. Provinsi ini beribu kota di Mataram dan memiliki 10 Kabupaten dan Kota.

Pada awal kemerdekaan Indonesia, wilayah ini termasuk dalam wilayah Provinsi Sunda Kecil yang beribu kota di Singaraja. Kemudian, wilayah Provinsi Sunda Kecil dibagi menjadi 3 provinsi: Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Dua pulau terbesar di provinsi ini adalah Lombok yang terletak di barat dan Sumbawa yang terletak di timur.

Sebagian besar dari penduduk Lombok berasal dari suku Sasak, sementara masyarakat Bima (suku Mbojo) dan Sumbawa merupakan kelompok etnis terbesar di Pulau Sumbawa. Mayoritas penduduk Nusa Tenggara Barat beragama Islam, yaitu sekitar (94%).

B.     Luas Wilayah
NTB memiliki luas wilayah 20.153,15 km2 yang meliputi wilayah Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Letak Astronomis NTB yaitu antara 115° 46' - 119° 5' Bujur Timur dan 8° 10' - 9 °g 5' Lintang Selatan.

Batas – Batas Wilayah      :
1.      Utara   : Laut Jawa dan Laut Flores
2.      Timur   : Selat Sape dan Nusa Tenggara Timur
3.      Selatan : Samudera Hindia
4.      Barat   : Selat Lombok dan Provinsi Bali
Kota yang memiliki ketinggian tertinggia adalah Selong dengan 148m dpl sedangkan kota dengan daratan terendah di NTB yaitu Raba dengan 14m dari permukaan laut.
Dari tujuh gunung yang ada di Pulau Lombok, Gunung Rinjani merupakan gunung tertinggi dengan ketinggian 3.775 m, sedangkan Gunung Tambora merupakan gunung tertinggi di Sumbawa dengan ketinggian 2.851 m.
Sungai-sungai di Nusa Tenggara Barat dikelompokkan ke dalam dua wilayah sungai, yaitu Wilayah Sungai (WS) yaitu WS Lombok dan WS Sumbawa. WS Lombok terdiri atas 197 DAS dan WS Sumbawa 555 DAS.

C.     Sistem Pemerintahan
Provinsi NTB dipimpin oleh seorang Gubernur yang dipilih melalui pemilihan umum.
Pemilu Gubernur pertama dilaksanakan pada tahun 1958.
NTB sudah 8 kali mengalami pergantian Gubernur.
Berikut List Gubernur Provinsi NTB       :
No
Foto
Gubernur
Mulai Jabatan
Akhir Jabatan
Periode
1
Ruslan Tjakraningrat
14 Agustus 1958
1968
1
2
1968
1973
2
1973
1978
3
3
1978
1983
4
1983
1988
5
4
1988
1993
6
1993
1998
7
5
1998
31 Agustus 2003
8
Syahdan
6
31 Agustus 2003
1 September 2008
9
Bonyo Thamrin Rayes
Abdul Malik
(Pelaksana Harian)
1 September 2008
17 September 2008
7
17 September 2008
17 September 2013
10
(2008)
17 September 2013
17 September 2018
11
(
2013)
Rosiady Husaenie Sayuti
(Pelaksana Harian)
17 September 2018
19 September 2018
8
19 September 2018
Petahana
12
Sitti Rohmi Djalilah

D.   Jumlah Kota/Kabupaten
Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari 8 kabupaten, 2 kotamadya, 116 kecamatan, 142 kelurahan, dan 995 desa.
Pada tahun 2017, jumlah penduduknya diperkirakan mencapai 5.217.338 jiwa dengan total luas wilayah 18.572,32 km².

No.
Kode
Kemendagri
Kabupaten/Kota
Luas Wilayah
(km2)
Penduduk
(jiwa)
2017
Kecamatan
Kelurahan
Desa
1
52.06
3.405,63
524.677
18
-
191
2
52.05
2.391,54
214.795
8
9
72
3
52.01
896,56
713.848
10
3
119
4
52.02
1.095,03
1.035.355
12
12
127
5
52.03
1.230,76
1.289.907
20
15
239
6
52.07
776,25
233.691
5
-
33
7
52.04
6.643,98
509.234
24
8
157
8
52.07
1.849,02
135.031
8
7
57
9
52.72
222,25
141.294
5
38
-
10
52.71
61,30
419.506
6
50
-
TOTAL
18.572,32
5.217.338
116
142
995



E.    Mayoritas Suku
1.      Suku Bayan
Suku Bayan merupakan suku masyarakat yang berada di Kabupaten Lombok Utara. Daerah wisata suku Bayan paling terkenal ialah Air Terjun Gile  (Batu Ko' atau Batu Kerbau). Menurut cerita rakyat setempat, dulu Sendang Gile adalah tempat bidadari mandi jika sedang turun ke bumi.
2.      Suku Dompu
Suku ini berdiam di pulau Sumbawa, Propinsi Nusa Tenggara Barat dalam wilayah kabupaten Dompu dan tersebar dalam 4 kecamatan: Huu, Dompu, Kempo, dan Kilo. Kabupaten Dompu merupakan daerah berbukit-bukit dan daerah vulkanik. Suku Dompu hidup berdampingan dengan orang Donggo, Bima, Sasak, Melayu, Bugis, China, Arab, Bali, dan Timor. Bahasa mereka disebut Nggahi Mbojo. Mereka hidup dari pertanian, perkebunan, perikanan, beternak, berdagang, dan pegawai.
3.      Suku Donggo
Suku Donggo (Dou Donggo) merupakan suku yang mendiami kecamatan Donggo kabupaten Bima provinsi Nusa Tenggara Barat. Populasi suku Donggo diperkirakan lebih dari 20.000 orang. Istilah "donggo" atau lengkapnya "dou donggo" berarti "orang gunung". Suku Donggo sendiri terbagi dari 2 kelompok, yang dibedakan berdasarkan daerahnya, yaitu Donggo Ipa dan Donggo Ela.
4.      Suku Bima
Orang Bima berdiam di Kabupaten Bima yang terletak di Pulau Sumbawa, sebagian lagi berdiam di Kabupaten Dompu dan di Pulau Sangiang, di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jumlah populasinya sekitar 400.000 jiwa. Bahasa Bima terdiri atas beberapa dialek, yaitu Bima, Bima Donggo, dan Sangiang.
5.      Suku Sasak
Orang Sasak mendiami Pulau Lombok di deretan pulau-pulau Nusa Tenggara (Sunda Kecil). Jumlah populasinya sekitar 1,8 juta jiwa. Bahasa Sasak terdiri atas beberapa dialek, yaitu dialek Sasak Pejanggi, Sasak Selaparang, Sasak Bayan, Sasak Tanjong, Sasak Pujut, Sasak Sembalun, Sasak Tebango, dan Sasak Pengantap. Bahasa Sasak juga mengenal tingkatan bahasa, yaitu halus dalem, halus biasa, dan kasar (bahasa pasar).
6.      Suku Sumbawa
Orang Sumbawa atau Semawa mendiami Kabupaten Sumbawa di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jumlah populasinya sekitar 190.000 jiwa. Mereka menggunakan bahasa Semawa yang terdiri atas beberapa dialek, yaitu dialek Semawa, Semawa Taliwang, Semawa Baturotok atau Batulante, Ropang Suri, Selesek, Lebah, Dodo, Jeluar, Tanganam, Geranta dan Jeruweh. Dalam kehidupan sehari-hari dikenal bentuk bahasa halus dan bahasa kasar.

F.        Kesenian Tradisional

No
Nama Tarian
 Asal 
Keterangan
1
Tari Buja Kananda
Suku Bima 
Dimainkan 2 orang laki laki
2
Tari Gandrung
Banyuwangi
Tarian Ritual
3
Tari Gendang Baleq
Suku Sasak
Dimainkan berkelompok
4
Tari Lenggo
Suku Bima
Tarian Istana
5
Tari Nguri 
Suku Sumbawa 
Tarian Ritual Masyarakat
6
Tari Oncer 
Suku Sasak 
Tarian berkelompok
7
Tari Peresean 
Suku Sasak 
Tarian Ritual
8
Tari Rudat 
Suku Sasak 
Ritual penyamnbut tamu
9
Tari sanggulu 
Suku Bima 
Tarian Maulid Nabi Saw
10
Tari Wura Bongi Monca
Suku Bima 
Tarian Ritual



G.        Bahasa
                 Bahasa yang digunakan di NTB sangat beragam, Yuk! Simak Selengkapnya!

No.
Bahasa
Penjelasan
1.
Bajo
Bahasa Bajo merupakan bahasa yang bertanah asal dari Pulau Sulawesi. Bahasa ini juga dituturkan di Provinsi NTB. Wilayah sebaran bahasa Bajo di NTB terdapat di Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur, Sumbawa, Taliwang, Dompu dan daerah lainnya.
2.
Bali
Di Provinsi NTB penutur bahasa Bali tersebar di dua pulau besar, yaitu di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Penutur bahasa Bali di Pulau Lombok dapat dijumpai di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, dan Kota Mataram.
3.
Bima
Bahasa Bima (Mbojo) dituturkan oleh etnik Bima (Mbojo) yang mendiami wilayah Kabupaten Bima, termasuk Kota Bima, dan Kabupaten Dompu di Pulau Sumbawa sebelah timur, Provinsi NTB. Selain tersebar di tanah asalnya, bahasa Bima juga tersebar di beberapa wilayah lain di Provinsi NTB, seperti di Kabupaten Sumbawa dan Pulau Lombok. Bahasa Bima juga dituturkan di Provinsi NTT (Reo dan Pota, Manggarai).
4.
Bugis
Bahasa Bugis merupakan bahasa yang bertanah asal di Provinsi Sulawesi Selatan. Bahasa ini juga dituturkan di beberapa wilayah di Indonesia, seperti di Provinsi Riau, Jambi, Lampung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Bali, dan NTB.
5.
Jawa
Bahasa Jawa merupakan bahasa yang bertanah asal di Pulau Jawa. Di samping itu, bahasa Jawa juga tersebar di berbagai wilayah di nusantara, seperti di Provinsi Kalimantan Timur, Riau, Aceh, Kalimantan Selatan, Lampung, Bengkulu, Sumatra Utara, Jambi, Bali, Sulawesi Tenggara, dan NTB.
6.
Madura
Bahasa Madura merupakan bahasa yang bertanah asal di Pulau Madura. Di Provinsi NTB, bahasa Madura dituturkan di Pulau Sumbawa. Penutur bahasa itu tersebar di tiga wilayah Kabupaten Sumbawa, yaitu Kelurahan Brang Bara, Kelurahan Bugis, dan Desa Luar.
7.
Makasar
Isolek Makassar yang ada di NTB merupakan bahasa Makassar dialek Selayar yang bertanah asal di Pulau Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan. Isolek Makassar dituturkan oleh masyarakat yang berada di Provinsi NTB, yaitu di Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat.
8.
Mandarin Ampenan
               Bahasa Mandarin Ampenan yang ada di Provinsi NTB dituturkan oleh masyarakat yang berada di Kampung Cina, Kelurahan Ampenan Tengah. Dari segi etnik dan penamaan bahasa, etnik Tionghoa yang berada di Kampung Cina tersebut menyebut bahasa yang mereka gunakan sebagai bahasa Mandarin atau Tionghoa, bukan sebagai bahasa Cina. Menurut mereka, bahasa Cina terdengar lebih kasar jika dibandingkan dengan bahasa Mandarin atau Tionghoa.
9.
Melayu
Bahasa Melayu merupakan bahasa yang tanah asalnya berada di Pulau Sumatra. Bahasa ini memiliki daerah sebaran yang cukup luas di Indonesia, seperti di Provinsi Jambi, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Lampung, Bandung, Bali, Ternate, Riau, Sumatra Utara, Ambon, Manado, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.
10.
Sasak
Tanah asal bahasa Sasak berada di Pulau Lombok. Dari segi kualitatif, berdasarkan ciri-ciri kesamaan linguistik yang berupa inovasi dan retensi bersama, secara fonologis bahasa Sasak memiliki empat variasi dialek, yaitu dialek [a-a], [a-â], [â-â], dan [a-o].
11.
Sumbawa
Bahasa Sumbawa dituturkan oleh masyarakat yang berada di Pulau Sumbawa bagian barat, mulai dari Kecamatan Plampang sampai Desa Tongo di ujung paling barat Pulau Sumbawa. Bahasa itu terdiri atas empat dialek.

H.       Upacara Adat

No.
Upacara Adat
Penjelasan
1.
Upacara Perang Topat.
Upacara Perang Topat ini dilakukan oleh suku Sasak. Upacara ini merupakan sebuah perwujudan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kemakmuran dan kesejahteraan yang dilimpahkan berupa tanah yang subur serta hujan yang cukup. Ini Upacara ini dilakukan setelah Pedande dilakukan. Pedande adalah sebuah ritual pemujaan yang dilakukan sekitar jam 17.30 waktu setempat
2.
Upacara U’a Pu
Upacara ini adalah upacara umat islam yang diadakan di Bima untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Upacara adat Hanta Ua Pua dipusatkan di halaman depan Istana Kesultanan Bima, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Dimulai pada pagi hari, sekitar pukul 08.00 WITA, upacara dimulai dari Kampung Melayu dan berakhir di depan istana Kerajaan Bima yang juga dikenal dengan nama Asi Mbojo.
3.
Upacara Bau Nyale
Bau Nyale berasal dari bahasa sasak yaitu bau berarti menangkap sedangkan nyale adalah nama dari cacing laut di lombok. Upacara bau nyale sendiri adalah sebuah upacara adat masyarakat lombok yang dilaksanakan atara bulan februari dan maret. Upacara ini sendiri adalah sebuah upacara diamana orang-orang akan turun ke pantai pada saat pasang surut air laut sekitar jam 4-5 pagi untuk menangkap cacing laut "Nyale" , biasanya hasil tangkapan nyale ini akan dimakan dan untuk dijual. Upacara ini sendiri bermula dari sebuah legenda Putri Mandalika
4.
Nyongkolan
Nyongkolan adalah sebuah kegiatan adat yang menyertai rangkaian acara dalam prosesi perkawinan pada suku sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tujuan dari prosesi ini adalah untuk memperkenalkan pasangan mempelai tersebut ke masyarakat, terutama pada kalangan kerabat maupun masyarakat dimana mempelai perempuan tinggal, karena biasanya seluruh rangkaian acara pernikahan dilaksanakan di pihak mempelai laki-laki.
5.
Merariq
Merarik adalah bahasa sasak yang artinya menikah, di daerah lombok sendiri upacara pernikahan dilakukan dengan cara yang unik yaitu pertama mempelai perempuan akan diculik oleh si mempelai laki-laki dan di bawa kerumahnya, dimana hal ini sebelumnya sudah ada kesepakatan terlebih dahulu dengan orang tua mempelai perempuan.Singkat cerita setelah hal tersebut dilakukan maka besoknya akan dilakukan sebuah prosesi ijab kaboul untuk mengesahkan pernikahan dua pasangan tersebut.

I.                 Pakaian Adat
1.      Pakaian Lambung
Pakaian adat ini dikenakan khusus bagi wanita pada waktu menyambut kedatangan tamu dan pada saat upacara adat yang dikenal dengan nama Mendakin atau Nyongkol.
Pakaian ini berwarna hitam dengan bentuk kerah huruf “V”, tanpa lengan, dan dihiasi manik-manik pada tepian jahitan. Pakaian ini dilengkapi selendang yang bercorak Ragi Genep pada bahu kanan atau kiri.
Untuk bawahan, dipakai kain panjang yang dibalutkan pada pinggang. Pakaian ini biasanya dilengkapi aneka ragam aksesoris seperti gelang tangan dan kaki, anting berbentuk bulat, dan bunga cempaka atau mawar yang terselip di sanggulan rambut.
2.      Pakaian Pegon
Pakaian adat ini dikenakan oleh laki-laki. Pakaian ini merupakan hasil adaptasi dari kebudayaan Eropa dan Jawa yang dibawa ke Nusa Tenggara Barat di masa lalu. Bentuk pakaian ini adalah jas hitam. Sedangkan untuk bawahannya, dikenakan Wiron atau Cute yakni batik bermotif nangka dengan bahan kain pelung hitam.
3.      Pakaian Adat Suku Bima – Rimpu
Pakaian adat rimpu ini berasal dari suku bima. Pakaian ini bentuknya hampir sama dengan bentuk mukena, yaitu satu bagian menutupi kepala sampai perut serta satu bagian lainnya menutupi perut sampai kaki.
Rimpu ini memiliki fungsi yaitu:
1)      Rimpu Cili khusus bagi perempuan yang belum menikah, pakaian ini menutupi seluruh tubuh kecuali mata, sedangkan.
2)      Rimpu Colo bagi perempuan yang telah menikah. Pakaian ini menutupi seluruh tubuh kecuali wajah.

J.                Rumah Adat
1.      Rumah Dalam Loka
Rumah Adat Dalam Loka

Rumah adat yang akan kita bahas pertama dari provinsi ini yaitu rumah adat dalam loka, rumah ini adalah rumah asli para raja Sumbawa dahulu, desain nya pun asli dari para raja tersebut, rumah ini sangat kental dengan agama islam, karena memang ajaran islam cukup kental di provinsi ini.Sehingga pengaruh islam berdampak pada kehidupan kebudayaan masyarakat Nusa Tenggara Barat, termasuk rumah adat.

Nama Dalam Loka ini mempunyai makna Istana Dunia. Hal ini berkaitan dengan kegunaan dari rumah adat tersebut yang dipakai sebagai tempat tinggal raja dan merupakan tempat pusat pemerintahan Sumbawa di kala itu.

Rumah ini berukuran cukup besar dan memiliki 99 tiang yang dimana disetiap tiang terdapat Asmaul Husna ajaran Islam. Tiang-tiang ini dibagi menjadi dua bagian dan tiang-tiang inilah yang menopang rumah, tiang-tiang ini di sebut dengan Bala Rea yang artinya graha besar dan graha ini memiliki beberapa ruangan yaitu:
1)      Lunyuk Agung terdapat dibagian depan, fungsinya untuk tempat pertemuan, musyawarah, serta acara resepsi.
2)      Lunyuk Mas pada bagian sebelah Lunyuk Agung, gunanya sebagai tempat permaisuri, istri menteri, atau staf jika sedang berlangsung upacara adat.
3)      Ruang dalam di bagian Barat dan Utara. Ruangan ini dipisah dengan memakai sekat kelambu. DI bagian Barat berguna untuk tempat sholat, dan di bagian Utara digunakan sebagai tempat tidur permaisuri dan para dayang.
4)      Ruang dalam di bagian Timur, terdiri dari 4 kamar yaitu 1 untuk tempat putra, putri, raja, dan orang yang sudah menikah.
5)      Ruang Sidang, di bagian belakang bala rea dan berfungsi sebagai tempat sidang serta tempat tidur dayang.
6)      Kamar mandi di bagian luar ruangan induk.
7)      Bala Bulo, digunakan sebagai tempat bermain anak raja.

2.      Rumah Adat Bale
Rumah Adat Bale

Bale ini adalah rumah adat NTB yang berasal dari suku Sasak. Rumah adat ini terletak di dusun Sade, desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah. Sampai sekarang desa Sade masih memegang teguh tradisi dan kelestarian rumah adat ini sehingga rumah adat ini masih terjaga hingga saat ini.

Suku Sasak mempunyai kepercayaan bahwa untuk membangun rumah ini ada aturan-aturan khusus seperti aturan kapan waktu yang tepat untuk mendirikan rumah ini, jika aturan tersebut mereka abaikan, diyakini bahwa akan ada nasib buruk ketika menempati rumah tersebut.

3.      Rumah Adat Bale Lumbung
Rumah Adat Bale Lumbung

Rumah adat ini masih terdapat di suku Sasak, rumah ini terlihat unik dari bentuk nya yang panggung, atapnya berujung runcing dan lebar, atapnya mempunyai jarak sekitar 1,5 sampai 2 meter dari tanah dan berdiameter 1,5 sampai 3 meter.
Bubungan serta atap rumah ini dibuat dari jerami dan alang-alang, dinding dari anyaman bambu, lantai dari papan yang disangga dengan beberapa tiang dan pondasi dari batu dan tanah.

K.           Dokumentasi
Dokumentasi Laporan



Nah, Gimana nih? Udah puas banget kan tau tentang NTB?
Ternyata, NTB yang jarang kita tau ini banyak banget ya keindahannya.

So, Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog Ini
Semoga Bermanfaat..

Salam Literasi,
Fitria Febriani


Komentar

Postingan Populer