MEMPERKOKOH KESATUAN DAN PERSATUAN DENGAN KE-BHINNEKA-AN ~ NTB
Memperkokoh
Kesatuan dan Persatuan dengan Ke-Bhinnekaan
dalam Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Lemahnya pengetahuan Warga Negara
Indonesia tentang negara nya sendiri di zaman ini bukanlah hal yang asing.
Lemahnya pengetahuan ini merupakan pengaruh yang menjadikan Indonesia mengalami
kelemahan dalam berbagai aspek.
Disini, Yuk kita belajar menjadi
Warga Negara yang sebanarnya.
Buat tau tentang Indonesia, gak
harus keliling satu Indonesia kok! Pemerintah udah nyediain fasilitas nih buat
kita biar keliling Indonesai cukup 1 hari aja. Cepet banget kan? Kebayang ga
sih kita ngelilingin satu Indonesia yang punya 34 provinsi, ribuan pulau dan
ribuan daerah selam seharian aja?
Udah tau dong tempatnya apa? Yup! TMII bener banget.
Udah tau dong tempatnya apa? Yup! TMII bener banget.
Kebetulan, aku dan teman-teman ku
dapet tugas nih dari guru PKN untuk cari tau lebih dalem tentang setiap
provinsi di Indonesia dan aku mendapat bagian NTB.
ADA APA AJA SIH DI NTB ITU? Yuk cari tau!
Sama-sama belajar kok!.
Kan G-a6 kalo cuma aku yang tau J
Anjungan Nusa Tenggara Barat di TMII |
A. About
NTB
Nusa Tenggara Barat (disingkat NTB) ialah
sebuah provinsi di Indonesia yang berada pada bagian barat Kepulauan Nusa
Tenggara. Provinsi ini beribu kota di Mataram dan memiliki 10 Kabupaten dan
Kota.
Pada awal kemerdekaan Indonesia, wilayah
ini termasuk dalam wilayah Provinsi Sunda Kecil yang beribu kota di Singaraja.
Kemudian, wilayah Provinsi Sunda Kecil dibagi menjadi 3 provinsi: Bali, Nusa
Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Dua pulau terbesar di provinsi ini
adalah Lombok yang terletak di barat dan Sumbawa yang terletak di timur.
Sebagian besar dari penduduk Lombok
berasal dari suku Sasak, sementara masyarakat Bima (suku Mbojo) dan Sumbawa
merupakan kelompok etnis terbesar di Pulau Sumbawa. Mayoritas penduduk Nusa
Tenggara Barat beragama Islam, yaitu sekitar (94%).
B. Luas
Wilayah
NTB memiliki luas wilayah 20.153,15 km2
yang meliputi wilayah Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Letak Astronomis NTB
yaitu antara 115° 46' - 119° 5' Bujur Timur dan 8° 10' - 9 °g 5' Lintang
Selatan.
Batas – Batas Wilayah :
1. Utara : Laut Jawa dan Laut Flores
2. Timur : Selat Sape dan Nusa Tenggara Timur
3. Selatan : Samudera Hindia
4. Barat : Selat Lombok dan Provinsi Bali
Kota
yang memiliki ketinggian tertinggia adalah Selong dengan 148m dpl sedangkan
kota dengan daratan terendah di NTB yaitu Raba dengan 14m dari permukaan laut.
Dari
tujuh gunung yang ada di Pulau Lombok, Gunung Rinjani merupakan gunung
tertinggi dengan ketinggian 3.775 m, sedangkan Gunung Tambora merupakan gunung
tertinggi di Sumbawa dengan ketinggian 2.851 m.
Sungai-sungai
di Nusa Tenggara Barat dikelompokkan ke dalam dua wilayah sungai, yaitu Wilayah
Sungai (WS) yaitu WS Lombok dan WS Sumbawa. WS Lombok terdiri atas 197 DAS dan
WS Sumbawa 555 DAS.
C. Sistem
Pemerintahan
Provinsi NTB dipimpin oleh seorang
Gubernur yang dipilih melalui pemilihan umum.
Pemilu Gubernur pertama dilaksanakan pada
tahun 1958.
NTB sudah 8 kali mengalami pergantian
Gubernur.
Berikut List Gubernur Provinsi NTB :
No
|
Foto
|
Gubernur
|
Mulai Jabatan
|
Akhir Jabatan
|
Periode
|
|
1
|
Ruslan
Tjakraningrat
|
14 Agustus 1958
|
1968
|
1
|
||
2
|
1968
|
1973
|
2
|
|||
1973
|
1978
|
3
|
||||
3
|
1978
|
1983
|
4
|
|||
1983
|
1988
|
5
|
||||
4
|
1988
|
1993
|
6
|
|||
1993
|
1998
|
7
|
||||
5
|
1998
|
31
Agustus 2003
|
8
|
Syahdan
|
||
6
|
31 Agustus 2003
|
1 September 2008
|
9
|
Bonyo Thamrin Rayes
|
||
—
|
Abdul Malik
(Pelaksana Harian) |
1
September 2008
|
17
September 2008
|
—
|
—
|
|
7
|
17 September 2008
|
17 September 2013
|
10
(2008) |
|||
17
September 2013
|
17
September 2018
|
|||||
—
|
Rosiady
Husaenie Sayuti
(Pelaksana Harian) |
17 September 2018
|
19 September 2018
|
—
|
—
|
|
8
|
19
September 2018
|
Petahana
|
12
|
Sitti
Rohmi Djalilah
|
D. Jumlah Kota/Kabupaten
Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari
8 kabupaten, 2 kotamadya, 116 kecamatan, 142 kelurahan, dan 995 desa.
Pada tahun 2017, jumlah penduduknya diperkirakan
mencapai 5.217.338 jiwa dengan total luas wilayah 18.572,32 km².
No.
|
Kode
Kemendagri |
Kabupaten/Kota
|
Luas Wilayah
(km2) |
Penduduk
(jiwa) |
2017
|
||
Kecamatan
|
Kelurahan
|
Desa
|
|||||
1
|
52.06
|
3.405,63
|
524.677
|
18
|
-
|
191
|
|
2
|
52.05
|
2.391,54
|
214.795
|
8
|
9
|
72
|
|
3
|
52.01
|
896,56
|
713.848
|
10
|
3
|
119
|
|
4
|
52.02
|
1.095,03
|
1.035.355
|
12
|
12
|
127
|
|
5
|
52.03
|
1.230,76
|
1.289.907
|
20
|
15
|
239
|
|
6
|
52.07
|
776,25
|
233.691
|
5
|
-
|
33
|
|
7
|
52.04
|
6.643,98
|
509.234
|
24
|
8
|
157
|
|
8
|
52.07
|
1.849,02
|
135.031
|
8
|
7
|
57
|
|
9
|
52.72
|
222,25
|
141.294
|
5
|
38
|
-
|
|
10
|
52.71
|
61,30
|
419.506
|
6
|
50
|
-
|
|
TOTAL
|
18.572,32
|
5.217.338
|
116
|
142
|
995
|
E. Mayoritas
Suku
1. Suku
Bayan
Suku Bayan merupakan suku masyarakat yang
berada di Kabupaten Lombok Utara. Daerah wisata suku Bayan paling terkenal
ialah Air Terjun Gile (Batu Ko' atau
Batu Kerbau). Menurut cerita rakyat setempat, dulu Sendang Gile adalah tempat
bidadari mandi jika sedang turun ke bumi.
2. Suku
Dompu
Suku ini berdiam di pulau Sumbawa,
Propinsi Nusa Tenggara Barat dalam wilayah kabupaten Dompu dan tersebar dalam 4
kecamatan: Huu, Dompu, Kempo, dan Kilo. Kabupaten Dompu merupakan daerah
berbukit-bukit dan daerah vulkanik. Suku Dompu hidup berdampingan dengan orang
Donggo, Bima, Sasak, Melayu, Bugis, China, Arab, Bali, dan Timor. Bahasa mereka
disebut Nggahi Mbojo. Mereka hidup dari pertanian, perkebunan, perikanan,
beternak, berdagang, dan pegawai.
3. Suku
Donggo
Suku Donggo (Dou Donggo) merupakan suku
yang mendiami kecamatan Donggo kabupaten Bima provinsi Nusa Tenggara Barat.
Populasi suku Donggo diperkirakan lebih dari 20.000 orang. Istilah
"donggo" atau lengkapnya "dou donggo" berarti "orang
gunung". Suku Donggo sendiri terbagi dari 2 kelompok, yang dibedakan
berdasarkan daerahnya, yaitu Donggo Ipa dan Donggo Ela.
4. Suku
Bima
Orang Bima berdiam di Kabupaten Bima yang
terletak di Pulau Sumbawa, sebagian lagi berdiam di Kabupaten Dompu dan di
Pulau Sangiang, di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jumlah populasinya sekitar
400.000 jiwa. Bahasa Bima terdiri atas beberapa dialek, yaitu Bima, Bima
Donggo, dan Sangiang.
5. Suku
Sasak
Orang Sasak mendiami Pulau Lombok di
deretan pulau-pulau Nusa Tenggara (Sunda Kecil). Jumlah populasinya sekitar 1,8
juta jiwa. Bahasa Sasak terdiri atas beberapa dialek, yaitu dialek Sasak
Pejanggi, Sasak Selaparang, Sasak Bayan, Sasak Tanjong, Sasak Pujut, Sasak
Sembalun, Sasak Tebango, dan Sasak Pengantap. Bahasa Sasak juga mengenal
tingkatan bahasa, yaitu halus dalem, halus biasa, dan kasar (bahasa pasar).
6. Suku
Sumbawa
Orang Sumbawa atau Semawa mendiami
Kabupaten Sumbawa di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jumlah
populasinya sekitar 190.000 jiwa. Mereka menggunakan bahasa Semawa yang terdiri
atas beberapa dialek, yaitu dialek Semawa, Semawa Taliwang, Semawa Baturotok
atau Batulante, Ropang Suri, Selesek, Lebah, Dodo, Jeluar, Tanganam, Geranta
dan Jeruweh. Dalam kehidupan sehari-hari dikenal bentuk bahasa halus dan bahasa
kasar.
F.
Kesenian Tradisional
No
|
Nama Tarian
|
Asal
|
Keterangan
|
1
|
Tari
Buja Kananda
|
Suku
Bima
|
Dimainkan
2 orang laki laki
|
2
|
Tari
Gandrung
|
Banyuwangi
|
Tarian
Ritual
|
3
|
Tari
Gendang Baleq
|
Suku
Sasak
|
Dimainkan
berkelompok
|
4
|
Tari
Lenggo
|
Suku
Bima
|
Tarian
Istana
|
5
|
Tari
Nguri
|
Suku
Sumbawa
|
Tarian
Ritual Masyarakat
|
6
|
Tari
Oncer
|
Suku
Sasak
|
Tarian
berkelompok
|
7
|
Tari
Peresean
|
Suku
Sasak
|
Tarian
Ritual
|
8
|
Tari
Rudat
|
Suku
Sasak
|
Ritual
penyamnbut tamu
|
9
|
Tari
sanggulu
|
Suku
Bima
|
Tarian
Maulid Nabi Saw
|
10
|
Tari
Wura Bongi Monca
|
Suku
Bima
|
Tarian
Ritual
|
G. Bahasa
Bahasa
yang digunakan di NTB sangat beragam, Yuk! Simak Selengkapnya!
No.
|
Bahasa
|
Penjelasan
|
1.
|
Bajo
|
Bahasa Bajo merupakan bahasa yang bertanah
asal dari Pulau Sulawesi. Bahasa ini juga dituturkan di Provinsi NTB. Wilayah
sebaran bahasa Bajo di NTB terdapat di Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur,
Sumbawa, Taliwang, Dompu dan daerah lainnya.
|
2.
|
Bali
|
Di Provinsi NTB penutur bahasa Bali
tersebar di dua pulau besar, yaitu di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Penutur
bahasa Bali di Pulau Lombok dapat dijumpai di Kabupaten Lombok Barat, Lombok
Utara, dan Kota Mataram.
|
3.
|
Bima
|
Bahasa Bima (Mbojo) dituturkan oleh etnik
Bima (Mbojo) yang mendiami wilayah Kabupaten Bima, termasuk Kota Bima, dan
Kabupaten Dompu di Pulau Sumbawa sebelah timur, Provinsi NTB. Selain tersebar
di tanah asalnya, bahasa Bima juga tersebar di beberapa wilayah lain di
Provinsi NTB, seperti di Kabupaten Sumbawa dan Pulau Lombok. Bahasa Bima juga
dituturkan di Provinsi NTT (Reo dan Pota, Manggarai).
|
4.
|
Bugis
|
Bahasa Bugis merupakan bahasa yang bertanah
asal di Provinsi Sulawesi Selatan. Bahasa ini juga dituturkan di beberapa
wilayah di Indonesia, seperti di Provinsi Riau, Jambi, Lampung, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Bali, dan NTB.
|
5.
|
Jawa
|
Bahasa Jawa merupakan bahasa yang bertanah
asal di Pulau Jawa. Di samping itu, bahasa Jawa juga tersebar di berbagai
wilayah di nusantara, seperti di Provinsi Kalimantan Timur, Riau, Aceh,
Kalimantan Selatan, Lampung, Bengkulu, Sumatra Utara, Jambi, Bali, Sulawesi
Tenggara, dan NTB.
|
6.
|
Madura
|
Bahasa Madura merupakan bahasa yang
bertanah asal di Pulau Madura. Di Provinsi NTB, bahasa Madura dituturkan di
Pulau Sumbawa. Penutur bahasa itu tersebar di tiga wilayah Kabupaten Sumbawa,
yaitu Kelurahan Brang Bara, Kelurahan Bugis, dan Desa Luar.
|
7.
|
Makasar
|
Isolek Makassar yang ada di NTB merupakan
bahasa Makassar dialek Selayar yang bertanah asal di Pulau Selayar, Provinsi
Sulawesi Selatan. Isolek Makassar dituturkan oleh masyarakat yang berada di
Provinsi NTB, yaitu di Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat.
|
8.
|
Mandarin
Ampenan
|
Bahasa
Mandarin Ampenan yang ada di Provinsi NTB dituturkan oleh masyarakat yang
berada di Kampung Cina, Kelurahan Ampenan Tengah. Dari segi etnik dan
penamaan bahasa, etnik Tionghoa yang berada di Kampung Cina tersebut menyebut
bahasa yang mereka gunakan sebagai bahasa Mandarin atau Tionghoa, bukan
sebagai bahasa Cina. Menurut mereka, bahasa Cina terdengar lebih kasar jika
dibandingkan dengan bahasa Mandarin atau Tionghoa.
|
9.
|
Melayu
|
Bahasa Melayu merupakan bahasa yang tanah
asalnya berada di Pulau Sumatra. Bahasa ini memiliki daerah sebaran yang
cukup luas di Indonesia, seperti di Provinsi Jambi, Sumatra Selatan, Bangka
Belitung, DKI Jakarta, Lampung, Bandung, Bali, Ternate, Riau, Sumatra Utara,
Ambon, Manado, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.
|
10.
|
Sasak
|
Tanah asal bahasa Sasak berada di Pulau
Lombok. Dari segi kualitatif, berdasarkan ciri-ciri kesamaan linguistik yang
berupa inovasi dan retensi bersama, secara fonologis bahasa Sasak memiliki
empat variasi dialek, yaitu dialek [a-a], [a-â], [â-â], dan [a-o].
|
11.
|
Sumbawa
|
Bahasa Sumbawa dituturkan oleh masyarakat
yang berada di Pulau Sumbawa bagian barat, mulai dari Kecamatan Plampang sampai
Desa Tongo di ujung paling barat Pulau Sumbawa. Bahasa itu terdiri atas empat
dialek.
|
H.
Upacara Adat
No.
|
Upacara
Adat
|
Penjelasan
|
1.
|
Upacara Perang Topat.
|
Upacara Perang Topat ini dilakukan oleh
suku Sasak. Upacara ini merupakan sebuah perwujudan rasa syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa atas kemakmuran dan kesejahteraan yang dilimpahkan berupa tanah
yang subur serta hujan yang cukup. Ini Upacara ini dilakukan setelah Pedande
dilakukan. Pedande adalah sebuah ritual pemujaan yang dilakukan sekitar jam
17.30 waktu setempat
|
2.
|
Upacara
U’a Pu
|
Upacara ini adalah upacara umat islam yang
diadakan di Bima untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Upacara adat
Hanta Ua Pua dipusatkan di halaman depan Istana Kesultanan Bima, Kabupaten
Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Dimulai pada pagi hari,
sekitar pukul 08.00 WITA, upacara dimulai dari Kampung Melayu dan berakhir di
depan istana Kerajaan Bima yang juga dikenal dengan nama Asi Mbojo.
|
3.
|
Upacara Bau Nyale
|
Bau Nyale berasal dari bahasa sasak yaitu
bau berarti menangkap sedangkan nyale adalah nama dari cacing laut di lombok.
Upacara bau nyale sendiri adalah sebuah upacara adat masyarakat lombok yang
dilaksanakan atara bulan februari dan maret. Upacara ini sendiri adalah
sebuah upacara diamana orang-orang akan turun ke pantai pada saat pasang
surut air laut sekitar jam 4-5 pagi untuk menangkap cacing laut
"Nyale" , biasanya hasil tangkapan nyale ini akan dimakan dan untuk
dijual. Upacara ini sendiri bermula dari sebuah legenda Putri Mandalika
|
4.
|
Nyongkolan
|
Nyongkolan adalah sebuah kegiatan adat yang
menyertai rangkaian acara dalam prosesi perkawinan pada suku sasak di Lombok,
Nusa Tenggara Barat. Tujuan dari prosesi ini adalah untuk memperkenalkan
pasangan mempelai tersebut ke masyarakat, terutama pada kalangan kerabat
maupun masyarakat dimana mempelai perempuan tinggal, karena biasanya seluruh
rangkaian acara pernikahan dilaksanakan di pihak mempelai laki-laki.
|
5.
|
Merariq
|
Merarik adalah bahasa sasak yang artinya
menikah, di daerah lombok sendiri upacara pernikahan dilakukan dengan cara
yang unik yaitu pertama mempelai perempuan akan diculik oleh si mempelai
laki-laki dan di bawa kerumahnya, dimana hal ini sebelumnya sudah ada
kesepakatan terlebih dahulu dengan orang tua mempelai perempuan.Singkat
cerita setelah hal tersebut dilakukan maka besoknya akan dilakukan sebuah
prosesi ijab kaboul untuk mengesahkan pernikahan dua pasangan tersebut.
|
I. Pakaian Adat
1. Pakaian
Lambung
Pakaian
adat ini dikenakan khusus bagi wanita pada waktu menyambut kedatangan tamu dan
pada saat upacara adat yang dikenal dengan nama Mendakin atau Nyongkol.
Pakaian
ini berwarna hitam dengan bentuk kerah huruf “V”, tanpa lengan, dan dihiasi
manik-manik pada tepian jahitan. Pakaian ini dilengkapi selendang yang bercorak
Ragi Genep pada bahu kanan atau kiri.
Untuk
bawahan, dipakai kain panjang yang dibalutkan pada pinggang. Pakaian ini
biasanya dilengkapi aneka ragam aksesoris seperti gelang tangan dan kaki,
anting berbentuk bulat, dan bunga cempaka atau mawar yang terselip di sanggulan
rambut.
2. Pakaian
Pegon
Pakaian
adat ini dikenakan oleh laki-laki. Pakaian ini merupakan hasil adaptasi dari
kebudayaan Eropa dan Jawa yang dibawa ke Nusa Tenggara Barat di masa lalu.
Bentuk pakaian ini adalah jas hitam. Sedangkan untuk bawahannya, dikenakan
Wiron atau Cute yakni batik bermotif nangka dengan bahan kain pelung hitam.
3. Pakaian
Adat Suku Bima – Rimpu
Pakaian
adat rimpu ini berasal dari suku bima. Pakaian ini bentuknya hampir sama dengan
bentuk mukena, yaitu satu bagian menutupi kepala sampai perut serta satu bagian
lainnya menutupi perut sampai kaki.
Rimpu
ini memiliki fungsi yaitu:
1)
Rimpu Cili khusus bagi perempuan yang
belum menikah, pakaian ini menutupi seluruh tubuh kecuali mata, sedangkan.
2) Rimpu
Colo bagi perempuan yang telah menikah. Pakaian ini menutupi seluruh tubuh
kecuali wajah.
J.
Rumah Adat
1. Rumah
Dalam Loka
Rumah Adat Dalam Loka |
Rumah adat yang akan kita bahas pertama dari provinsi ini yaitu rumah adat dalam loka, rumah ini adalah rumah asli para raja Sumbawa dahulu, desain nya pun asli dari para raja tersebut, rumah ini sangat kental dengan agama islam, karena memang ajaran islam cukup kental di provinsi ini.Sehingga pengaruh islam berdampak pada kehidupan kebudayaan masyarakat Nusa Tenggara Barat, termasuk rumah adat.
Nama Dalam Loka ini
mempunyai makna Istana Dunia. Hal ini berkaitan dengan kegunaan dari rumah adat
tersebut yang dipakai sebagai tempat tinggal raja dan merupakan tempat pusat
pemerintahan Sumbawa di kala itu.
Rumah ini berukuran cukup
besar dan memiliki 99 tiang yang dimana disetiap tiang terdapat Asmaul Husna
ajaran Islam. Tiang-tiang ini dibagi menjadi dua bagian dan tiang-tiang inilah
yang menopang rumah, tiang-tiang ini di sebut dengan Bala Rea yang artinya
graha besar dan graha ini memiliki beberapa ruangan yaitu:
1)
Lunyuk Agung terdapat dibagian depan,
fungsinya untuk tempat pertemuan, musyawarah, serta acara resepsi.
2)
Lunyuk Mas pada bagian sebelah Lunyuk
Agung, gunanya sebagai tempat permaisuri, istri menteri, atau staf jika sedang
berlangsung upacara adat.
3)
Ruang dalam di bagian Barat dan Utara.
Ruangan ini dipisah dengan memakai sekat kelambu. DI bagian Barat berguna untuk
tempat sholat, dan di bagian Utara digunakan sebagai tempat tidur permaisuri
dan para dayang.
4)
Ruang dalam di bagian Timur, terdiri dari
4 kamar yaitu 1 untuk tempat putra, putri, raja, dan orang yang sudah menikah.
5)
Ruang Sidang, di bagian belakang bala rea
dan berfungsi sebagai tempat sidang serta tempat tidur dayang.
6)
Kamar mandi di bagian luar ruangan induk.
7)
Bala Bulo, digunakan sebagai tempat
bermain anak raja.
2. Rumah
Adat Bale
Rumah Adat Bale |
Bale ini adalah rumah adat NTB yang berasal dari suku Sasak. Rumah adat ini terletak di dusun Sade, desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah. Sampai sekarang desa Sade masih memegang teguh tradisi dan kelestarian rumah adat ini sehingga rumah adat ini masih terjaga hingga saat ini.
Suku
Sasak mempunyai kepercayaan bahwa untuk membangun rumah ini ada aturan-aturan
khusus seperti aturan kapan waktu yang tepat untuk mendirikan rumah ini, jika
aturan tersebut mereka abaikan, diyakini bahwa akan ada nasib buruk ketika
menempati rumah tersebut.
3. Rumah
Adat Bale Lumbung
Rumah Adat Bale Lumbung |
Rumah adat ini masih terdapat di suku Sasak, rumah ini terlihat unik dari bentuk nya yang panggung, atapnya berujung runcing dan lebar, atapnya mempunyai jarak sekitar 1,5 sampai 2 meter dari tanah dan berdiameter 1,5 sampai 3 meter.
Bubungan
serta atap rumah ini dibuat dari jerami dan alang-alang, dinding dari anyaman
bambu, lantai dari papan yang disangga dengan beberapa tiang dan pondasi dari
batu dan tanah.
K.
Dokumentasi
Dokumentasi Laporan |
Nah, Gimana nih? Udah puas banget kan tau tentang NTB?
Ternyata, NTB yang jarang kita tau ini banyak banget ya keindahannya.
So, Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog Ini
Semoga Bermanfaat..
Salam Literasi,
Fitria Febriani
Komentar
Posting Komentar